Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna) terletak di Malang, Jawa Timur,
bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl.Biasanya gunung ini
dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang,
Tretes dan Batu.
Gunung Arjun bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuna
terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang.
Selain dari dua tempat diatas Gunung Arjuna dapat didaki dari berbagai
arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Malang -
Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping
tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini
terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air
terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju
puncak Gunung Arjuna. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek
Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang
mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana
wisatanya kurang mendukung.
Gunung Arjuna mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Pada jaman dulunya bahkan samapi sekarang Masyarakat Jawa percaya bahwa
kisah dalam wayang adalah kejadian sebenarnya yang terjadi di tanah
Jawa. Para dewa-dewa pun diyakini bersemayam di puncak-puncak gunung.
Gunung Arjuna memiliki ketinggian 3.339 meter dari permukaan laut,
namun menurut legenda, dahulu tinggi gunung ini hampir menyentuh
langit. Karena perbuatan Arjuna maka gunung ini tingginya menjadi
berkurang. Arjuna adalah seorang ksatria Pendawa yang gemar bertapa,
yang biasanya bertujuan untuk memperoleh kesaktian dan pusaka supaya
dapat memenangkan perang Baratayudha.
Arjuna bertapa di puncak sebuah gunung dengan sangat tekunnya, hingga
berbulan - bulan. Karena ketekunannya hingga tubuhnya mengeluarkan
sinar yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Karena perbawanya
yang hebat jika burung berani terbang di atasnya pastilah jatuh
tersungkur. Makhluk apapun tak berani mengganggu.
Begitu khusuknya Arjuna bersemedi hingga menimbulkan goro-goro di
Kahyangan Suralaya, Kahyangan geger. Kawah condrodimuko mendidih
menyemburkan muntahan lahar. Bumi bergoncang, Petir menggelegar di
siang bolong, terjadi hujan salah musim hingga menimbulkan banjir,
menyebarkan penyakit, orang yang sore sakit pagi mati, pagi sakit sore
mati. Bahkan gunung tempatnya bertapa menjadi terangkat menjulang ke
langit.
Para Dewa sangat kuatir, mereka berkumpul mengadakan sidang dipimpin
oleh Batara Guru. "Ada apa gerangan yang terjadi di Marcapada , kakang
Narada. Hingga Kahyangan menjadi geger" sabda Batara Guru, sebagai kata
pembuka meskipun sebenarnya dia sudah mengetahui jawabannya.
Akhir dari Sidang Paripurna Para Dewa memutuskan bahwa hanya Batara
Narada lah yang bakal sanggup menyelesaikan masalah. Seperti biasanya
Bidadari cantikpun tak akan sanggup membangunkan tapa Arjuna. Batara
Narada segera turun ke Marcapada, mencari titah yang menjadi sumber
goro-goro. Sesaat ia terbang, ngiter-ngiter di angkasa.
Dilihatnya Arjuna sedang bertapa di puncak gunung. Bersabdalah Batara
Narada "Cucuku Arjuna bangunlah dari tapamu, semua orang bahkan para
Dewa akan menjadi celaka bila kau tak mau menghentikan tapa mu". Arjuna
mendengar panggilan tersebut, karena keangkuhannya jangankan bangun
dari tapanya, justru dia malah semakin tekun. Dia berfikir bila dia
tidak mau bangun pasti Dewa akan kebingungan dan akan menghadiahkan
banyak senjata dan kesaktian.
Betara Narada gagal membangun kan tapa Arjuna, meskipun dia sudah
menjanjikan berbagai kesaktian. Dengan bingung dan putus asa, segera
terbang kembali ke Kahyangan. Sidang susulanpun segera di gelar untuk
mencari cara bagaimana menggulingkan sang Arjuna dari tapanya.
Akhirnya diutuslah Batara Ismaya yang sudah menjelma menjadi Semar
untuk membangunkan tapa Arjuna. Bersama dengan Togog berdua mereka
segera bersemedi dimasing-masing sisi gunung tempat Arjuna bertapa.
Berkat kesaktian mereka tubuh mereka berubah menjadi tinggi besar
hingga melampaui puncak gunung. Lalu mereka mengeruk bagian bawahnya
dan memotongnya. Mereka melemparkan puncak gunung itu ketempat lain.
Arjuna segera terbangun dari tapanya. Dan memperoleh nasehat dari Semar
bahwa tindakannya itu tidak benar. Gunung tempat Arjuna bertapa itu
diberi nama Gunung Arjuna. Potongan gunung yang di lempar diberi nama
Gunung Wukir.
Gunung Arjuna dapat didaki dan berbagai arah, arah Utara (Tretes)
melalui Gunung Welirang,dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat
(Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso), juga dari kecamatan
Singosari melalui desa Sumberawan. Desa Sumberawan adalah desa pusat
kerajinan tangan di kecamatan Singosari, Malang dan merupakan desa
terakhir untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian.
Tolong info alamat lengkap jalur karangploso sama singosari donk...
BalasHapus