KONDISI FISIK KAWASAN
LUAS KAWASAN :
Berdasarkan SK Menhut No. SK. 424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober
2004 seluas + 15.500 Ha, yang terdiri 6.800,13 Ha di Kabupaten
Majalengka dan 8.699,87 Ha di Kabupaten Kuningan
TOPOGRAFI :
Berombak, Berbukit, sampai bergunung, Puncak tertinggi mencapai : 3078 M dpl.
IKLIM :
Iklim B dan C, Curah hujan : 2000 – 4000 mm/thn.
GEOLOGI :
Batuan endapan vulkanik tua dan vulkanik muda.
TANAH :
Regosol , latosol, andosol.
BIOFISIK KAWASAN
Taman Nasional Gunung Ciremai termasuk dalam wilayah administratif
Kab. Kuningan dan Majalengka dengan luas +15.500 Ha, yang berbatasan
langsung dengan 25 desa di Kab. Kuningan dan 20 desa di Kab. Majalengka
Hutan di kawasan TNGC sebagian besar merupakan hutan alam primer
(virgin forest) yang dikelompokkan ke dalam hutan hujan dataran rendah,
hutan hujan pegunungan dan hutan pegunungan sub alpin. Gunung Ciremai
merupakan gunung api soliter dengan kawah ganda ( barat dan timur)
dengan radius 600 meter dan kedalaman 250 meter.
FUNGSI EKOLOGIS
Habitat Flora Fauna Langka
Ketinggian Gunung Ciremai mencapai 3.078 m dpl merupakan gunung
tertinggi di Jawa Barat. Kelompok hutan dataran rendah ini merupakan
habitat flora fauna unik dan langka, seperti Elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) dan Macan Kumbang/Tutul (Panthera pardus).
Potensi Hidrologis Kawasan
Berdasarkan inventarisasi BKSDA JABAR II tahun 2006, di dalam kawasn :
- Wilayah Kuningan 156 mata air, 147 titik mengalir sepanjang tahun
- Wilayah Majalengka terdapat 36 mata air produktif dan 7 sungai yang mengalir sepanjang tahun
FLORA
Hutan Gunung Ciremai memiliki + 119 koleksi tumbuhan terdiri dari 40
koleksi anggrek dan 79 koleksi non-anggrek termasuk koleksi tanaman
hias yang menarik seperti Kantong semar (Nepenthaceae) dan Dadap Jingga
(Erythrina sp). Jenis-jenis anggrek yang mendominasi adalah jenis
anggrek Vanda tricolor dan Eria sp, sedangkan jenis anggrek terestial
yang mendominasi adalah Calenthe triplicata, Macodes sp, Cymbidium sp
dan Malaxis iridifolia.
Secara umum vegetasi hutan Gunung Ciremai didominasi keluarga Huru
(Litsea spp), Mareme (Glochidion sp), Mara (Macaranga tanarius),
Saninten (Castonopsis argentea.), Sereh Gunung(Cymbophogon sp),
Hedychium sp. Ariasema sp. Dan Edelweis (Anaphalissp)(LIPI, 2001).
FAUNA
Satwa langka di kawasan Gunung Ciremai, antara lain: Macan Kumbang
(Panthera pardus), Surili (Presbytis comata), dan Elang Jawa (Spyzaetus
bartelsi). Jenis satwa lainnya adalah Lutung (Presbytis cristata),
Kijang (Muntiacus muntjak), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis),
Ular Sanca (Phyton molurus), Meong Congkok (Felis bengalensis), Elang
Hitam (Ictinaetus malayensis), Ekek Kiling (Cissa thalassina), Sepah
Madu (Perictorus miniatus), Walik (Ptilinopuscinctus), Anis (Zoothera
citrina) dan berbagai jenis burung berkicau lainnya.
Di kawasan TNGC juga terdapat ± 20 jenis burung sebaran terbatas
yang di dalamnya terdapat 2 jenis burung terancam punah yaitu Cica
Matahari (Crocias albonotatus) dan Poksai Kuda (Garrulax rufrifons)
serta 2 jenis burung status rentan yaitu Ciung Mungkal Jawa (Cochoa
azurea) dan Celepuk Jawa (Otus angelinae) sehingga kawasan TNGC menjadi
daerah penting untuk burung ( Important Bird Area ) dengan kode JID024
(Bird Life International Indonesia tahun 1998).
ATRAKSI WISATA
Jalur Pendakian
Sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai merupakan
salah satu tujuan utama pendakian generasi muda dan pecinta alam dengan
rata-rata kunjungan setiap tahunnya diperkirakan mencapai 15.000 orang.
Terdapat tiga jalur pendakian yaitu jalur Linggarjati dan Palutungan di
Kab. Kuningan serta jalur Apuy di Kab. Majalengka.
Wisata Alam
Panorama alam Gunung Ciremai cukup unik dan variatif serta memiliki
nilai estetika yang tinggi seperti pesona sunrise dipuncak Ciremai,
hutan alam yang indah, keindahan air terjun di daerah lembah, pemandian
alam dan sumber air panas. Wisata alam yang berada di dalam kawasan
wilayah Kuningan antara lain
1. Lembah Cilengkrang, Curug sawer, Curug Sabuk ( Pajambon)
2. Telaga Remis dan air deras Paniis (Pasawahan)
3. Curug putri (Cigugur)
Sedangkan di wilayah Majalengka antara lain:
1. Curug Sawer (Argapura)
2. Curug Tonjong dan panorama alam Sadarehe (Rajagaluh)
Wisata Budaya
Bagi para peziarah/wisatawan budaya, kawasan TNGC banyak memiliki
tempat yang bernilai sejarah tinggi dan dikeramatkan oleh masyarakat
setempat diantaranya : Situ Sangiang (Banjaran), Gunung Pucuk
(Argapura), Sumur Tujuh (Cibulan), Sumur Cikayan (Pasawahan), dan Situ
Ayu Lintang (Mandirancan).
Wisata Pendidikan
Bagi para peziarah/wisatawan budaya, kawasan TNGC banyak memiliki
tempat yang bernilai sejarah tinggi dan dikeramatkan oleh masyarakat
setempat diantaranya : Situ Sangiang (Banjaran), Gunung Pucuk
(Argapura), Sumur Tujuh (Cibulan), Sumur Cikayan (Pasawahan), dan Situ
Ayu Lintang (Mandirancan).
AKSESIBILITAS
Jakarta – Cirebon – Linggarjati
Bandung – Kadipaten – Cirebon – Linggarjati
Bandung – Kadipeten – Majalengka – Maja
TATA TERTIB PENGUNJUNG
1. Pengunjung dengan tujuan wisata dan kunjungan khusus (
pengamatan dan penelitian) dapat menghubungi kantor Balai Taman
Nasional Gunung Ciremai (TNGC) untuk mendapatkan SIMAKSI (Surat Ijin
Masuk Kawasan Konservasi).
2. Tidak mengambil flora dan fauna atau bagian lainnya dari dalam kawasan.
3. Tidak meninggalkan sampah sembarangan di dalam kawasan.
4. Pastikan bara api padam sebelum meninggalkan kawasan.
5. Melaporkan gangguan kawasan kepada petugas Balai TNGC.
KANTOR TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
KANTOR BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
Jalan Raya Kuningan-Cirebon KM 9 No.1 Manislor, Jalaksana
Kuningan 45554
Telp/Fax. 0232-613152
SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) LINGGARJATI
Jalan Kawasan Wisata Linggarjati No. 9 Kuningan 45554
Telp. (6003357)
SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) MAJA
Jalan Lengensari Blok Jumat No. 26
Maja Utara, Maja
Majalengka 45461
Tidak ada komentar:
Posting Komentar